Nonni Komit dan Konsisten 26 Tahun Jualan Mie Ayam

Tak ada istilah pensiun berjualan mie ayam bagi Nonni Hidayat meski usianya sudah 70 tahun. Foto: bekasiraya.co/Josep Lopi
Tak ada istilah pensiun berjualan mie ayam bagi Nonni Hidayat meski usianya sudah 70 tahun. Foto: bekasiraya.co/Josep Lopi

BekasiRaya.co – Komitmen dan konsistensi membuat Nonni Hidayat bertahan membuka usaha warung makanan. Di usia yang sudah menginjak 70 tahun, dia tetap bertahan menjual mie ayam dengan merek dagang Mie Ayam Tugu.

Warung makan Nonni berada di Jalan Ki Mangun Sakoro, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur dan berhadapan dengan salah satu ikon sejarah di Kota Bekasi yakni Tugu Perjuangan atau Tugu Patal (karena berdekatan pabrik pemintalan benang bernama Patal).

Kwetiau plus bakso dan pangsit rebus salah satu menu yang digemari pelanggan Mie Ayam Tugu. Foto: bekasiraya.co/Josep Lopi

Tempatnya berukuran sekitar 3 x 3 meter dan di tempat ini dia berjualan mie ayam sejak tahun 1995. Warung makan mie ayam miliknya terlihat bersih dan rapi.

Suka duka dan jatuh bangun dalam menjalankan usahanya selama 26 tahun dirasakannya hingga kini. Selama itu dia hampir tak pernah absen berjualan.

“Saya cuma bisa berdagang mie ayam sebagai sumber nafkah. Jadi saya mesti komit dan konsisten dalam berjualan. Mau dagangan saya lagi sepi atau ramai, hasilnya besar atau kecilnya, saya tetap berdagang. Prinsipnya, saya percaya Tuhan akan memberi rezeki bila kita mau berusaha,” ucap wanita kelahiran Surakarta tersebut.

Ketika pertama kali jualan di tahun 1995, dia menjual mie ayam seporsi seharga Rp 1200. Tiap tahun, menurutnya, ia menaikkan harga dagangannya sebesar Rp 1000.

Kini Nonni menjual mie ayam seharga Rp 15.000, mie ayam baso atau pangsit rebus Rp 19.000, sedangkan mie ayam komplit baso dan pangsit rebus Rp 21.000. Tak hanya mie, ia juga menjual bihun serta kwetiau rebus dengan harga yang sama.

Dulu Nonni berjualan bersama sang suami. Dia meracik dan memasak bakan makanan, sedangkan suaminya yang membeli mie, ayam, bakso, sayur sawi, minyak goreng, daun bawang, dan sebagainya di pasar.

Baca juga: Sri Sugiarti Raih Cuan dengan Populerkan Batik Bekasi